Pesan Dr. R. Soetomo dan Orang Indonesia Yang Memihak Jepang

Pada awal penjajahan Jepang di Tahun 1943, Jepang berusaha memberitahukan kepada dunia kalau orang-orang Indonesia, Cina, dan orang dari bangsa lain di Hindia Belanda sangat bahagia menerima kehadiran Jepang.

Akan hal tersebut Dr. R Soetomo berpesan sebelum beliau berpulang pada Tahun 1938, begini bunyi pesannya: “Waspadalah terhadap Jepang,” kemudian ia menambahkan. “Berjuanglah untuk suatu kehidupan yang lebih baik (maksudnya adalah merdeka), Berjuanglah untuk menegakkan hak-hak Kita (bangsa Indonesia), dan berjuanglah standar hidup yang lebih tinggi (maksudnya adalah Kemakmuran). Tapi jangan ini dalam kerangka Kerajaan Belanda (maksudnya adalah hal ini harus dilakukan dalam kerangka Indonesia yang bebas dan Merdeka menjadi suatu bangsa yang berdaulat).” Begitulah pesan Soetomo yang meminta bangsa Indonesia merdeka agar memiliki kehidupan lebih baik, haknya tidak dilanggar, serta mencapai kemakmuran. Apakah hari ini sudah tercapai? Jawabannya ada di diri kita masing-masing.

Selain itu pada masa penjajahan Jepang banyak juga yang menjadi kaki tangan untuk keuntungan sendiri, Mr. Nadjarnoiddin seorang walikota di Makasar dan pernah menjabat sebagai Pejabat Bea Cukai di Surabaya, dia dipenjara karena melakukan penggelapan dan pemalsuan pada saat pemerintahan Belanda, sedangkan pada saat penjajahan Jepang, dia diangkat sebagai Walikota Makasar.

Kemudian yang lain adalah Rajah Coroh dari Timor, dia pernah digulingkan oleh Belanda karena berkuasa secara lalim dan kejam terhadap rakyatnya, yang kemudian di gantikan oleh adiknya yang selalu berbuat dan memikirkan kesejarteraan rakyat Timor. Pada saat penjajahan Jepang Rajah Coroh diangkat kembali menjadi Raja Timor.

Tokoh-tokoh Mr. Nadjarnoiddin dan Rajah Coroh belum tentu seperti apa yang dideskripsikan karena informasi ini berasal dari Koran Australia, namanya The Sidney Morning Herald, terbit pada tanggal 16 Oktober 1943.

Jepang Memperkuat Jalur Suplai Darat Dan Pantai

peta pertahanan Jepang di Cina

Mempertimbangkan risiko yang ada dengan membuka jalur lebih kepedalaman dan mempertimbangkan konsekuensi mendapat kesempatan mengalahkan dukungan Amerika Serikat (AS) kepada Cina, Jepang, menurut analis militer, yang memegang peranan untuk mempersiapkan diri untuk melawan Sekutu yang akan mendarat di Pantai Cina. Pada saat yang sama, mereka dilaporkan mengkonsolidasi pertahanan dalam kedalaman sepanjang garis perhubungan darat antara Hankow melalui Changsha, Hengyang, Kweilin, Liuchow, dan Naning ke Hanoi, merupakan rute suplai darat yang dikembangkan oleh Jepang untuk membawa bahan baku mereka dari Hindia Belanda. Dengan mendekatnya kekuatan udara dan laut milik AS ke wilayah pantai Cina, rute suplai melalui laut menuju ke Jepang tidak dapat lagi digunakan oleh Jepang terlebih lagi untu kapasitas yang penuh seperti di masa lalu.

The Deseret News

Salt Lake City, Utah

9 January 1945

ditulis dengan menggunakan WordPress

Tugas-tugas Militer Inggris dalam Perang Dunia Kedua di Indonesia

Menteri Luar Negeri Ernest Bevin menanggapi kritikan atas peran Inggris di Indonesia kepada parlemen. “Bahwa tugas ini telah dialokasikan untuk Inggris Raya untuk dan atas nama Sekutu, dalam tugas itu Kami bertugas untuk menyelesaikan perang dengan Jepang, dan dalam melakukan tugas ini Laksamana Mountbatten telah melakukannya dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam Perjanjian Penyerahan (Surrender Agreement) yang ditandatangani oleh Jenderal MacArthur selaku komandan tertinggi Pasukan Sekutu.

Mr Bevin menguraikan tugas-tugas militer Inggris di Indonesia, sebagai berikut: (1) melucuti dan menghimpun pasukan Jepang; (2) menyelamatkan dan membawa pulang tawanan perang; (3) melepaskan tawanan. Pasukan Inggris sangat-sangat dikejutkan oleh perlawanan dari pribumi yang dipersenjatai oleh Jepang dengan senjata api, mortir, kendaraan lapis baja, dan bahkan tank kecil.

Singkat kata, Menteri Luar Negeri menyampaikan kepada parlemen bahwa Inggris tidak ingin campur tangan terhadap urusan dalam negeri Jawa dan akan meninggalkan Jawa segera setelah ketertiban dipulihkan.

Bahwa yang perlu diingat Parlemen adalah “bahwa kita tidak mungkin dan tidak akan mungkin meninggalkan tugas-tugas yang telah diberikan kepada kita oleh Jenderal Mac Arthur.

Kami punya hak mengetahui apakah Inggris sedang menjalankan kebijakan untuk melakukan imperialistik di Jawa demi untuk tujuan sendiri, atau kah berusaha melakukan apa yang dilakukan oleh pasukan Amerika di Cina Utara, yaitu ketika mereka melucuti pasukan Jepang yang akhirnya menyulut konflik dalam negeri antara Cina Komunis dan Nasionalis.

Kami telah memiliki catatan mengenai penyimpangan yang terjadi di Indonesia, misalnya laporan yang berlawanan, bahwa tidak ada tentara Jepang yang terlibat dalam penyerangan. Beberapa pasukan yang sedang bertugas diserang oleh Indonesia dan mereka melakukan pertahanan diri. Banyak tentara Jepang yang tidak dilucuti kemudian membantu atau berpihak kepada kelompok perlawanan Indonesia kata Mountbatten.

Rabu, 5 Desember 1945

The Milwaukee Journal

halaman 18

tulisan ini di tulis pada WordPress

Inilah Peran Jepang Dalam Pertempuran Sengit di Surabaya

Sebenarnya apakah mungkin Indonesia menang dalam pertempuran sengit dan hebat di Surabaya tanggal 10 November 1945, bila dinalar memang sangat tidak mungkin, akan tetapi walaupun Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, Jepang memberikan kotribusi yang sangat baik untuk angkatan perang Indonesia pada awal kemerdekaan. Berikut bukti peran jepang terhadap kemerdekaan dan kemenangan di pertempuran 10 November 1945.

Bantuan Jepang kepada Indonesia

bukti kuat adanya kerjasama

Batavia, Kamis, Siaran khusus melalui radio Surabaya selama dua malam telah menganjurkan dengan kata-kata yang jelas bahwa tidak hanya ada Jepang di Surabaya akan tetapi ada beberapa dari mereka yang aktif membantu Indonesia.

Indonesia menggunakan taktik khas Jepang, hal tersebut tidaklah mengejutkan, karena mereka telah dilatih oleh Jepang, tapi lebih dari itu, mereka menembak dengan cara yang baik, seperti saat ujian berperang.

Hal tersebut merupakan bukti yang kuat, harus diakui, walaupun masih kurang, tetapi tetap merupakan bukti yang kuat. Pernyataan tersebut tentus aja harus di keluarkan secara hati-hati karena banyak pengamat yang akan mengatakan bahwa Indonesia sebagai Negara yang kecil dan mamapu bertindak tanpa bantuan dari Negara lain.

Berharap untuk “datang-kembali”.

Bahwa Jepang memang memiliki organisasi rahasia tertentu yang ditugaskan untuk menghadapai Sekutu. Pemimpin militer berpikir untuk kembali, dan tidak ada yang sesuai dengan tujuan pasca-perang lebih baik mengumpulkan Negara-negara yang bergolak di Asia Tenggara terhadap sentimen Barat dan membutuhkan teknisi kemungkinan atas bantuan dari Jepang.

Jepang minim kemampuan sebagai diplomat, Jepang telah menunjukkan diri mereka di Cina dan tempat lain, bahwa Jepang memiliki bakat alami sebagai agen provokator. Dalam pidato perpisahan yang ditujukan kepada perwira yang mendukung Jepang dan Korps Sukarelawan Pertahanan Indonesia yang dilatih oleh Jepang pada 17 Agustus, Jenderal Nagano menjelaskan bahwa ia mengharapkan mereka untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan dengan kekuatan.

Tidak ada yang mengetahui dengan persis dari mana garnisun Jepang Surabaya berasal, yang berjumlah lebih dari 20.000 orang. Markas Besar Angkatan Darat Jepang ke-16 di Bandung menyatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan mereka selama beberapa minggu. Harus segera mungkin untuk membuat jelas sampai sejauh mana perlawanan Indonesia ini disebabkan oleh semangat nasionalis dan sejauh mana itu karena manipulasi dan bantuan langsung Jepang.

Pembersihan di Surabaya terus dilakukan secara. Meskipun perlawanan Indonesia dilaporkan menjadi memakin keras. korban kami sangat ringan.

Konferensi Dibatalkan

Reuter menambahkan bahwa pertemuan antara Dr Van Mook, Letnan-Gubernur Hindia Belanda dan pemimpin Republik Indonesia di kediaman Jenderal Chirstison, Panglima Tertinggi Sekutu, kemarin malam dibatalkan pada saat terakhir kantor berita Belanda melaporkan.

Mr Sutan Sharir, Perdana Menteri Indonesia yang baru, berkata “Saya mengerti Inggris membatalkan pertemuan.”

Pihak berwenang Belanda menyatakan mereka “tidak berwenang untuk mengungkapkan alasan mengapa pertemuan itu dibatalkan,” kata lembaga itu. HQ Inggris mengumumkan “Pernyataan lengkap akan dibuat besok.”

The Glasgow Herald

Jumat, November 16, 1946